Kamis, 30 Desember 2010

Nutritional Food Safety Perikanan Unirow

 

Pendahuluan

Konsumsi zat gizi harus juga mempertimbangkan efek negatifnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Materi ini akan mengulas bagaimana efeknya jika kita mengkonsumsi zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang berlebihan.

Nutritional Food Safety

  • Chronic Health Issues – Nutrient/Diet
  • Composition
    • High fat
    • High sugar
    • Low fiber
    • Nutritional deficiency
    • Alcohol/Tobacco overconsumption
  • Is this a public policy concern?

Annual Costs Associated with the Unsafe Consumption of Food, U.S., 2000-2002

tabel nutrisi php

Ratio of Obesity costs to Microbial costs

– 93/6.9 = 13.5

– 125/33 = 3.0

– 400/5 = 80

*Estimated cost based on four types of microbes: Campylobactor , Salmonella, E.coli, Listeria

**Todd, Ag.Outlook Forum, 2003

*** Direct and Indirect Costs: www.cdc.gov/diabetes/pubs/estimates.htm

Contoh kasus konsumsi French Fries berlebihan dan keamanannya

McDonald’s Obesity Suit

  • Does Society:
    • Provide public information about the relationship between high levels of fat consumption and disease
    • Put Label on French Fries stating that high levels of consumption are hazardous to your health
    • Regulate the level of fat allowed in french fries

Safe Food Consumption is a Public Good

  • Healthy People = healthy, productive economy
  • Role of Government = right combination of policies and practices that deliver the optimum level of safe food
  • Consumption - in their economy and culture.
  • Policy Choice - depends on specific risks associated with specific food
  • Role of economist – find optimum investment to ensure healthy & safe food consumption.

Konsumsi Zat Gizi Secara Berlebihan

Pengaruh Karbohidrat bagi Kesehatan

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan system syaraf.

Salah satu fungsi utama hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa akan disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan mengubah sebagian glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke dalam aliran darah. Glukosa ini akan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti otak, system syaraf, jantung, dan organ tubuh lain.

Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. Bagi orang dengan gangguan metabolisme karbohidrat maka konsumsi karbohidrat harus dipertimbangkan secara benar sampai seberapa porsinya.

GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT

Hormon yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat

  1. Insulin
  2. Growth hormone (GH = somatotropin)
  3. Epinephrine (adrenaline)
  4. Glucagon
  5. Cortisol
  6. Tyroksin

Insulin → menurunkan glukosa darah dengan cara:

(i) menaikkan pemakaian glukosa oleh otot/jaringan lemak

(ii) mendorong glikogenesis

(iii) mendorong glikosis → mempercepat penggunaan glukosa

(iv) mendorong sintesis lipid dari glukosa di jaringan lemak

(v) mendorong sinlisis asam amino dari glukosa

- Kecepatan sekresi insulin ke dalam aliran darah dipengaruhi oleh konsentrasi gula

- Bila konsentrasi gula plasma naik (sesudah makan) sel-sel terangsang untuk melepaskan insulin. Kecepatan tersebut kembali normal bila konsentrasi gula kembali normal

- Beberapa asam amino seperti liucine dan arginin menurunkan konsentrasi glukosa plasma dengan merangsang sekresi insulin.

Growth hormone → menaikkan konsentrasi gula plasma dengan cara:

(i) penghambatan masuknya glukosa ke dalam otot

(ii) menghambat glikolisis

(iii) menghambat pembentukan trigliserida dari glukosa

Epinephrine (adrenaline)

- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan glikogenolisis di dalam liver

- Rangsangan sekresi epinephrine bisa berupa stres fisik atau emosional yang bersifat neurogenik

Glucagon

- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan mendorong glikogenolisis di dalam liver

- Sekresi glucagon juga dipengaruhi oleh konsentrasi gula darah, tetapi berlawanan dengan mekanisme pada insulin (gula darah turun → sekresi glucagon naik)

atau: pengeluaran glucagon dirangsang oleh hypoglycemia dan ditekan oleh hyperglycemia

Costisol (hidro cortisone)

- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan mendorong glukoneogenesis dari pemecahan protein (asam amino → glukosa)

- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan menurunkan/mencegah pemasukkan glukosa ke dalam sel-sel otot (insulin dan coretisal antagonis)

Tyroksin

- Memacu konversi glikogen menjadi glukosa di dalam liver

- Mempercepat absorpsi glukosa di dalam usus

Gangguan Metabolisme Karbohidrat: Hyperglycemia

Bahaya hyperglycemia

- Konsentrasi gula darah tinggi → tekanan osmotik ekstraseluler tinggi → dehidrasi

- Bila sel otak mengalami dehidrasi → koma

- Bila konsentrasi >600 mg/dL biasanya akan terjadi koma dan ketidakseimbangan elektrolit

- Gula darah yang tinggi dalam waktu lama bisa mengakibatkan ”glikosilasi hemoglobin A” (HB Ac 1), yaitu terjadinya ikatan kovalen antara glukosa dan terminal valine dari hemoglobin A, oleh karena itu kandungan HB Ac 1 dipakai sebagai parameter penderita diabetes (normal: 4-6%; tidak normal: 7-11%)

- Diabet merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, tetapi juga mempengaruhi metabolisme protein dan lemak:

(1) protein – washing → memaksa konversi asam amino menjadi glukosa

(2) menaikkan metabolisme trigliserida diikuti dengan over-produksi ketone bodies dan kolesterol

Hal-hal tersebut ditandai dengan:

(a) poly urea (volume urine berlebihan)

Bila kadar gula darah naik di atas 180 mg/dL, ginjal tidak dapat lagi menahan → sebagian gula ke urine → kadar gula urine tinggi → menarik air banyak (osmolitas gula) → poly urea

(b) poly dipsia (haus)

Keadaan tersebut akan mengganggu neraca air dalam tubuh → poly dipsia = rasa haus terus

(c) poly phagia (lapar)

Pada waktu bersamaan, meskipun kadar gula darah berlebihan, tetapi tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi sel → glucose stored state → kelaparan

(d) penurunan berat badan

Karena tubuh harus memecah protein/lemak untuk keperluan energinya → penurunan berat badan

Diabetes dibagi menjadi 4:

(1) Prediabetes

- normal, tetapi secara genetis punya sifat/kemungkinan diabetes

(2) Suspected (sub clinical) diabetes

- gula darah puasa: normal

- tidak glukosuria/ketosuria

- GTT (Glucose Tolerence Test) normal, kecuali bila stress/hamil

(3) Chemical/Latent diabetes

- gula darah puasa normal atau sedikit lebih tinggi

- tidak ada glukosuria/ketosuria

- GTT abnormal

- Gula darah 2 jam mencapai 120 mg/dL

(4) Overt diabetes

- jelas positif diabetes

- gula darah dapat mencapai 180 mg/dL atau lebih

- glukosuria/ketosuria

Pengaruh Lipida Bagi Kesehatan

Kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah. Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, dalam hal ini LDL (Low Density Lipoprotein), adalah lemak total, lemak jenuh dan energi total. Dengan mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang. Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung jumlah kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk mengimbanginya dengan mensitesis kolesterol dengan jumlah lebih sedikit.

Kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliserida) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma bnyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan obesitas.

Konsumsi lemak akhir-akhir ini juga dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal yang berpengaruh adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu.

Ada beberapa penyebab penyakit jantung. Penyebab yang dianggap penting yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi merupakan suatu penyakit yang diderita manusia tanpa disadari. Akibat yang ditimbulkan oleh tekanan darah tinggi adalah tersumbatnya pembuluh darah pada jantung, kelumpuhan pada jaringan otak, kerusakan jaringan mata, dan penyakit ginjal. Tingginya tekanan darah pada saat dilakukan pengukuran disebabkan karena menciutnya pembuluh darah. Menciutnya pembuluh darah disebabkan karena tertimbunnya lemak dalam pembuluh darah sehingga memperkecil diameter pembuluh darah. Penimbunan lemak dalam pembuluh darah sering disebut pengapuran pembuluh darah atau arteriosklerosis. Mengapurnya pembuluh darah di sekitar jantung akan menambah resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah pada jantung atau disebut infark jantung. Jantung yang selalu bekerja keras untuk dapat mengalirkan darah melalui pembuluh yang mengapur tersebut akan cepat mengalami kerusakan dibandingkan dengan jantung normal. Apabila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah di otak, maka sel-sel otak tidak mendapatkan nutrien maupun oksigen, akibatnya terjadi kelumpuhan atau disebut brain attack, sedangkan bila terjadi pada jantung disebut heart attack dan menyebabkan kematian yang mendadak. Kerusakan pembuluh selaput mata dapat mengganggu penglihatan mata. Akibat kerusakan pada pembuluh darah yang halus mengakibatkan kerja ginjal kurang baik.

Arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner nampaknya lebih mudah diderita oleh orang yang termasuk dalam tipe A daripada tipe B. Manusia tipe A adalah yang bersifat kompetitif, memaksakan diri, dan mudah stress sedangkan manusia tipe B adalah manusia yang tenang, santai, dan tidak mudah stress. Resiko terkena hipertensi dan penyakit jantung koroner juga lebih besar terjadi pada perokok.

Usaha untuk mengurangi arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner adalah dengan pengaturan diet. Diet rendah lemak, rendah garam, tinggi serat, diet rendah kalori bagi yang kegemukan serta melakukan olah raga dengan teratur. Garam berfungsi untuk mengatur keseimbangan caiaran dalam tubuh. Makin tinggi garam makin besar pula kadar cairan dalam tubuh, akibatnya makin banyak darah yang harus melewati pembuluh dan mengakibatkan tekanan pada urat nadi semakin besar, jantung bekerja dengan keras untuk mengalirkan jumlah darah yang bertambah tersebut yang mengakibatkan naiknya tekanan darah. Diet rendah lemak termasuk rendah kolesterol dan asam lemak jenuh, rendah kalori, dan olah raga yang teratur dapat mengurangi kandungan lemak dalam tubuh sehingga pengapuran pembuluh menjadi berkurang. Diet tinggi serat dapat menghambat sintesis endogenous cholesterol. Tidur secukupnya dan mengurangi ketegangan serta emosi merupakan usaha untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi banyak dilakukan. Obat-obatan tersebut ada yang yang bersifat diuretik yaitu memperlancar pengeluaran air seni. Garam tubuh ikut keluar bersama air seni sehingga kadar garam menurun. Menurunnya kadar garam mengakibatkan jumlah zat cair yang dapat diikatnya menurun, sehingga jantung tidak harus bekerja keras untuk memompa. Ada pula obat-obatan yang dapat memperlebar pembuluh darah. Pemeriksaan secara teratur tekanan darah merupakan usaha yang sangat baik untuk mengurangi terjadinya resiko yang kurang baik.

Pengaruh Protein Bagi Kesehatan

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan ammonia darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg berat badan. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah 2 kali AKG untuk protein.

Pengaruh Vitamin Bagi Kesehatan

Vitamin A

Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari.

Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mongering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosephalus, dan mudah tersinggung, yang dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE/hari selama 30 hari.

Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan karena absorpsi karoten menurun bila konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak di bawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan terlihat kekuningan.

Kelebihan vitamin A kurang baik karena akan mengakibatkan terjadinya penimbunan vitamin A dalam organ tubuh yang akan mengakibatkan nafsu makan menjadi menurun, rambut rontok, kulit menjadi gatal, tulang pada tangan dan kaki berasa sakit.

Pemakaian beta karoten yang berlebihan dapat mengakibatkan kulit menjadi kuning, telapak tangan banyak mengeluarkan keringat.

Vitamin D

Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan. Bayi yang diberi vitamin D berlebihan menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan, dan kelambatan perkembangan mental.

Di masa bayi seringkali diberi tambahan vitamin D sebanyak satu tetes setiap hari. Pemberian vitamin D yang terlalu banyak, misalnya satu sendok teh setiap hari akan mengakibatkan timbulnya keracunan. Gejala keracunan vitamin D yaitu nafsu makan hilang, muntah-muntah, berasa sangat haus, mengalami sembelit, dapat mengalami diare, kehilangan berat dan bersifat mudah marah. Apabila overdosis berlangsung terus menerus, anak dapat mengalami koma dan akhirnya mati.

Vitamin E

Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Namun akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan kelebihan vitamin A. Gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 mg sehari (60-75 kali AKG). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.

Vitamin K

Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning dan kerusakan pada otak.

Vitamin C

Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan konsumsi 5-10 gr vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urin. Resiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan demikian rendah, akan tetapi hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal.

Vitamin B6

Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi sebanyak 25 mg sehari. Hal ini perlu diperhatikan bila menggunakan suplemen vitamin B6 dalam jumlah berlebihan.

Pengaruh Mineral Bagi Kesehatan

Mineral dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan (toksik). Pekerja tambang jika tidak berhati-hati dapat mengalami keracunan mineral, terutama managn. Sifat toksik ini perlu mendapat perhatian dalam penggunaan suplemen mineral.

Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna (enteral) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12 g/m2 permukaan tubuh sehari (18 g untuk orang dewasa) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu dapat menyebabkan konstipasi. Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain.

Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.

Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.

Kelebihan Zn hingga 2-3 kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Pada hewan dapat menyebabkan degenerasi otot jantung. Kelebihan sampai 10 kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanyak 2 g atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen Zn bisa menyebabkan keracunan begitu pula dengan makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng.

Suplemen iodium dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan perbesaran kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat dapat menutup jalan pernafasan sehingga meimbulkan sesak nafas.

Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan tempaga dapat terjadi karena memakan suplemen tembaga, atau menggunakan alat pemasak terbuat dari tembaga, terutama bila digunakan untuk memasak cairan yang bersifat asam. Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare. Berbagai tahap perdarahan intravaskular dapat terjadi, begitupun nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabkan kematian.

Sabtu, 25 Desember 2010

PENGAWAS PERIKANAN BRONDONG LAMONGAN

Pengawasan Perikanan serta Operasional Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan

Sumberdaya ikan bagian dari kekayaan alam sesuai “pasal 33 (3) UUD 1945” Jika dikelola dengan baik merupakan Sumber Ekonomi Potensial. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya “dikuasai” oleh “Negara” dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Apa makna/arti “dikuasai” oleh “Negara” ? Negara/Pemerintah mengatur pemanfaatannya (SDI) atau Penggunaannya.

Bagaimana arah pengaturan pemanfaatan SDI ? Agar pemanfaatan SDI untuk sebesar- besar “kemakmuran rakyat” dan Pemanfaatan yang berkelanjutan.

Perwujudan Pengaturan Pemerintah ? Yaitu dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 yang diganti dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. (Sebagai UU Organik) dan Dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
Arah Ekonomi Potensial menjadi Ekonomi Riel.

Apa muatan UU No. 31 Thn 2004 ? Secara garis besar merupakan “Pengelolaan Perikanan” Perikanan adalah semua “kegiatan” yang berhubungan dengan Pengelolaan dan Pemanfaatan. Dimulai dari pra produksi, produksi, pengolahan dan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu “sistim bisnis” perikanan.

Pengelolaan” Perikanan adalah “semua upaya” termasuk proses yang terintegrasi dalam
(a). pengumpulan informasi, analisis dan perencanaan (b). konsultasi dan keputusan alokasi Sumberdaya Ikan (c). implementasi peraturan, perundang-undangan (d). Penegakan hukum. Dengan tujuan tercipta kelangsungan Produktivitas serta Kelestarian

Sumberdaya Ikan.

Berdasarkan pemahaman pengelolaan perikanan dapat diperoleh muatan sebagai berikut : (1). Ada pengumpulan data dan informasi yang dianalisis (2). Ada suatu perencanaan berdasarkan analisa data dan informasi. (3). Ada penetapan alokasi sumber berdasarkan data dan informasi. (4). Ada kebijakan sebagai suatu keputusan berdasarkan : (a). Data dan informasi (b). Perencanaan (c). Alokasi (d). Konsultasi (5). Ada pengaturan dan penetapan terhadap “pemanfaatan sumber” dan kelestarian lingkungannya (6). Ada pengawasan dan penegakan hukum (7). Ada pertimbangan “bisnis perikanan”

Dari pemahaman pengelolaan perikanan dapat diketahui bahwa pengawasan perikanban merupakan bagian dari pengelolaan perikanan atau lahirnya pengawasan perikanan bersumber dari dan ditujukan pada pengelolaan perikanan dalam UU No. 31 Tahun 2004

PENGAWASAN PERIKANAN

Pertanyaan (1). Mengapa diperlukan pengawasan perikanana? Atau yang menjadi tujuan ditetapkannya pengawasan perikanan? (2). Apa sebenarnya pengawasan itu dan apa saja kewenangannya? (3). Apa saja yang menjadi ruang lingkup itu atau apa saja yang diawasi?

Pengawasan bagian dari pengelolaan perikanan dan dalam pengelolaan perikanan ada fungsi pengaturan, khususnya pengaturan pemanfaatan SDI agar pengelolaan dan pemanfaatan sesuai dengan pasal 33 UUD ’45 maka untuk itu diperlukan pengawasan

Dengan demikian pengawasan dilakukan dengan tujuan agar “maksud dan tujuan” suatu pengaturan dapat dicapai. Jika demikian setiap pengaturan haruslah jelas maksud dan tujuannya, yaitu tertib, adil, objektif dan untuk kepentingan orang banyak

Berdasarkan pengertian perikanan, pengawasan dapat memberikanan makna 3 hal : (1). Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” (2). Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” (3). Pengawasan sebagai suatu “tindakan.

Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” merupakan pengamatan dan pengumpulan data, fakta dan informasi tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan
ada analisa dan perencanaan dapat langsung dan tidak langsung.

Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” merupakan pencegahan awal , dapat dengan proses perijinan, verifikasi/pemeriksaan, pengaturan larangan-larangan dan sosialisasi

Pengawasan sebagai suatu “tindakan” merupakan penanganan, pemberian sanksi atas pelanggaran dengan maksud menimbulkan efek jera /menciptakan kehendak menaati aturan.

TUGAS DAN KEWENANGAN PENGAWAS

Pasal 66 ayat (2) : Pengawas bertugas mengawasi tertib peraturan perundang-undangan di bidang perikanan. Makna dari tugas pengawasan menunjukkan :

  1. Obyek pengawasan : peraturan perundang-undangn di bidang perikanan (tidak boleh di luar perikanan)
  2. Dalam hal apa : ketaatan/kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
  3. Yang dilakukan : kegiatan data dan informasi, pengendalian dan penindakan (hal ini wajib dilaksanakan pengawas)

Agar pengawas dapat melaksanakan tugasnya, maka harus diberi kewenangan untuk melakukan :

• Kegiatan pengumpulan data dan informasi

• Pengendalian

• Penindakan

Siapa pengawas itu? Pasal 66 (3) Pengawas terdiri : PPNS Perikanan dan PNS Perikanan non penyidik. PERMEN No. 03 tahun 2007 menegaskan pengawas harus diangkat oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk Syarat untuk dapat diangkat atau ditunjuk harus PNS Perikanan.

Ruang Lingkup Pengawasan, Dilihat dari aspek tugas dibidang perikanan, maka ruang lingkup pengawasan seluruh peraturan perundang-undangan bidang perikanan antara llain :

  1. Pelaksanaan peraturan tentang penangkapan ikan
  2. Pelaksanaan peraturan tentang pembudidayaan ikan
  3. Pelaksanaan peraturan tentang pengolahan ikan
  4. Pelaksanaan peraturan tentang pengangkutan ikan
  5. Pelaksanaan peraturan tentang pemasaran ikan
  6. Pelaksanaan peraturan tentang penelitian ikan
  7. Dan lain-lain di bidang perikanan

Berdasarkan penjelasan pasal 66 (1), Pengawas Perikanan antara lain :

  1. Pengawas Penangkapan
  2. Pengawas Pembenihan
  3. Pengawas Budidaya
  4. PEngawas Hama dan Penyakit Ikan
  5. Pengawas Mutu
  6. Pengawas Lain-lain di Bidang Perikanan

Apa Saja Obyek Pengawasan ? a. Setiap “orang” yang mempunyai kegiatan di bidang

perikanan (subyek hukum) b. Setiap “benda” yang dipergunakan untuk melakukan

kegiatan di bidang perikanan.

Setiap orang adalah orang sebagai pribadi atau orang sebagai badan hukum Setiap benda adalah benda bergerak/tidak bergerak, benda berwujud/tidak berwujud

Dimana pengawasan dilakukan. Pengawasan dilakukan di tempat mana objek berada, antara lain :

  1. Laut, sungai, waduk dan rawa
  2. Lahan pembudidayaan ikan, tempat pembenihan ikan
  3. Unit pengolahan ikan
  4. Pelabuhan, bandar udara
  5. Di atas kapal
  6. Dll WPP RI

PELAKSANAAN PENGAWASAN

Berdasarkan FAO, pengawasan dilaksanakan dengan sistem monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance (S) yang dikenal dengan MCS

Monitoring (Pemantauan) Setiap pengawas wajib melakukan pengamatan/pemantauan, pengumpulan data, fakta dan infomasi untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakan perangkat teknis dan peraturan. Konsekuensinya : Setiap pengawas harus memahami teknis dan peraturan.

Manfaat Monitoring

  1. Sebagai bahan pertimbangan
  2. Sebagai dasar tindak lanjut
  3. Sebagai bahan perencanaan
  4. Sebagai bahan laporan
  5. Sebagai bahan memberikan usulan

Monitoring dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat, misalnya dengan VMS.

Controlling/Pengendalian Setiap pengawas wajib melakukan pengendalian sebelum terjadi pelanggaran.

Pengendalian dilakukan melalui :

• Pengaturan, pembuatan juknis, pemberitahuan/pengumuman

• Sosialisasi, penyuluhan

• Pembuatan perangkat pencegahan seperti SLO/HPK

• Pemeriksaan/Verifikasi dokumen

Pengendalian merupakan tindakan pencegahan dan sebagai hal utama dalam kegiatan pengawasan

Surveillance/Operasi Lapangan Pengawasan dalam bentuk operasional yang diikuti penindakan atau pengenaan sanksi pelanggaran. Surveillance dilakukan sebagai kegiatan pengawasan untuk meyakinkan adanya/ tingkat pelanggaran. Tindakan surveillance merupakan kegiatan terakhir yang membutuhkan biaya dan tenaga. Surveillance dapat menggunakan kapal pengawas atau kapal patroli

STRATEGI PENGAWASAN

Bermula di darat dan berakhir di darat, dilaksanakan dengan :

1. Preemptive : Pencegahan, offensif sebelum terjadi pelanggaran.

2. Persuasif : Pembinaan terhadap pelaku usaha /kegiatan perikanan untuk meningkatkan kesadaran/ketaatan hukum.

3. Responsif : Reaksi cepat melakukan penindakan dan penangana terhadap pelanggaran (penyidikan) .

Pengawasan mengutamakan pengendalian dalam bentuk Preemptive dan Persuasif, semakin tinggi kesadaran hukum dan ketaatan hukum maka penindakan/responsif akan menurun, sehingga terjadi penurunan biaya pengawasan. Penindakan/responsif merupakan upaya terakhir dalam pengawasan

SARPRAS PENGAWASAN

Dalam melakukan pengawasan diperlukan sarana dan prasarana pengawasan meliputi :

  1. Perangkat Peraturan
  2. Pengawas yang cakap dan terampil
  3. Alat penginderaan jarak jauh
  4. Alat penguji/laboratorium
  5. Kendaraan/Transportasi
  6. Kapal Pengawas
  7. Senjata
  8. dll.

KAPAL PENGAWAS

Kedudukan Kapal Pengawas berbeda dengan yang lain. Kapal Pengawas berfungsi melakukan pengawasan dan penegakan hukum. Kapal pengawas dapat menghentikan, memeriksa, membawa dan menahan kapal serta dilengkapi dengan senjata api. Jika demikian kapal pengawas sebagai subyek hukum/subyek pengawasan ?

Mengapa ?

1. Karena Kapal Negara dengan Tanda Khusus

2. Karena mewakili Negara

PENYIDIKAN, Siapa yang berwenang melakukan Penyidikan berdasarkan Pasal 73 (1) :

  1. PPNS Perikanan
  2. Perwira TNI-AL
  3. Pejabat POLRI

Kewenangan penyidikan terhadap apa ? Terhadap tindak pidana perikanan. Tindak Pidana Perikanan Dimana ? Apakah di semua Locus Delicti ? Misal : Tindak Pidana Perikanan di Sungai, atau Rawa, apakah penyidik TNI-AL berwenang? Jwb : UU No.31 tahun 2004 tidak menjelaskan

Kewenangan Lain Selain Penyidikan

UU No. 31 tahun 2004 tidak mengatur kewenangan TNI-AL dan POLRI selain penyidikan, jika demikian apa dasar POLRI melakukan pemeriksaan kapal di laut, di pelabuhan dan apa dasar POLRI memeriksa dokumen di darat dan di laut.

Demikian halnya dengan TNI-AL, UU No. 31 Tahun 2004 tidak mengatur kewenangan TNI-AL untuk memeriksa kapal perikanan di laut

Kewenangan Kapal Patroli

Kewenangan Kapal Patroli TNI-AL dan POLRI untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum perikanan di laut tidak diatur dalam UU No.31 Tahun 2004. UU No. 31 Tahun 2004 memberi kewenangan pengawasan dan penegakan hukum “hanya” kepada Kapal Pengawas Perikanan. Jika demikian halnya, kedudukan UU No. 31 tahun 2004 sebagai “Lex Specialist” tidak sepenuhnya dan tidak utuh.

Mencari Dasar Hukum Kewenangan

Selain UU No. 31 Tahun 2004 TNI-AL mendasari pada UU No. 5 Tahun 1983 dan UU TNI, jika hal ini benar tentu hanya di ZEEI saja. POLRI selain UU No. 31 tahun 2004 juga berdasar pada UU tentang Kepolisian RI, hal ini juga hanya di teritorial saja, selain sungai, waduk, rawa dan darat.

Rabu, 22 Desember 2010

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIROW

TUJUAN

  1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keahlian dan prestasi dibidang perikanan dan kelautan sehingga mampu menghadapi perkembangan IPTEK
  2. Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mampu bersaing serta menangkap peluang pasar kerja dibidang perikanan dan kelautan
  3. Membekali lulusan dengan pengetahuan, ketrampilan, serta etika sehingga mampu untuk melanjutkan studi lanjut dan siap berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN

1.TUJUAN

Menghasilkan Sarjana Perikanan yang menguasai dan mengimplementasikan prinsip-prinsip eksploitasi, eksplorasi, konservasi, rehabilitasi dan diversifikasi sumberdaya perikanan, mendayagunakan sarana dan prasaana, menghitung dan menganalisa nilai ekonomik sumberdaya perikanan, serta dapat melaksanakan pemberdayaan masyarakat

2. KEAHLIAN

  1. Mempunyai kemampuan pengetahuan dasar dan keahlian dalam bidang perikanan
  2. Memiliki kemampuan dalam menerapkan metode dan tehnologi termasuk SIG (Sistem Informasi Geografis), Biotehnologi dalam kegiatan pengelolaan, penentuan pemetaan serta evaluasi sumber daya perikanan
  3. Memiliki kemampuan mengembangkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam lingkup kewilayahan, komoditi dan usaha produktif, efisien dan berkelanjutan
  4. Penguasaan, penggunaan alat-alat laboratorium maupun lapangan dibidang perikanan dan lingkungan perairan.

3. PROSPEK LULUSAN

Bidang kerja dari lulusan program studi S1 Ilmu Perikanan dapat bekerja pada perusahaan / lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang meliputi:

  1. Bidang industri perikanan baik dibidang budidaya, penangkapan maupun pengolahan
  2. Laboratorium Penyakit Ikan dan Lingkungan ;
  3. Lembaga-lembaga Pemerintah seperti LIPI, LAPAN, BBPT, BP POM, Dinas Perikanan dan Kelautan, Perum Pelabuhan, Balai Karantina Ikan (BKI)
  4. Pengelolaan Lingkungan Perairan,
  5. Lembanga-lembaga luar Negeri seperti Seame Biotrop, WWF, Fishery Laboratorium
  6. Dosen, Guru SMK Perikanan,
  7. Perusahaan Asing di bidang pengolahan dan penangkapan ikan, seperti PT. Haslindo (Jepang), PT. Kyokko Shinju (Jepang) , Syarikat PG Mohn Shahrimin (Brunai) dan lain sebagainya
  8. Perusahaan dalam Negeri dibidang pengolahan, budidaya dan penangkapan PT. Bima Karisma (Bali), PT Bonekom (Ujung Pandang), PT. Mitra Mas (Jakarta) dan lain sebagainya
  9. Wiraswasta

4. PROGRAM UNGGULAN

a. Mengadakan sertifikasi keprofesian bagi mahasiswa perikanan seperti sertifikasi PENYAKIT IKAN, TMMT, AEMO,SIG

b. Mengembangkan tehnologi pengendalian penyakit pada ikan dan udang berbasis imunisasi dan biosecurity

c. Mendukung program Pemerintah di Bidang perikanan tahun 2007 “Peningkatan Ekspor Ikan Kerapu, Udang Dan Rumput Laut Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”

5. LABORATORIUM

a. Laboratorium Basah ( Wet Lab)

perikanan tuban5

Merupakan sebuah prasarana yang digunakan untuk pratikum mata kuliah, penel;itian dan pengembangan perikanan meliputi kegiatan pembenihan, pembesaran dan kultur.

b. Laboratorium Kualitas Air

perikianan tuban4

perikanan tuban3

Keberadaan fasilitas laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian terutama yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan kimia perairan, baik untuk tujuan budidaya ikan maupun pelestarian lingkunmgan perairan

c. Laboratorium Biologi Perairan

perikanan tuban2

perikanan tuban

Laboratorium ini terdiri dari reagen-reagen dan peralatan yang menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian mata kuliah yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan, biologi perairan biota makro dan mikro abiotik

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

1. TUJUAN

Menghasilkan Sarjana Kelautan yang terampil, mampu berpikir, berkarya dan mengembangkan ilmu dan tehnologi kelautan, khususnya dalam mendeteksi dan mengestimasi sumberdaya hayati laut untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatannya

2. KEAHLIAN

a. Mempunyai kemampuan pengetahuan dasar dan keahlian dalam bidang kelautan

b. Memiliki kemampuan metode dan tehnologi kelautan termasuk SIG (Sistem Informasi Geografis), Biotehnologi dalam kegiatan pengelolaan eksplorasi, penentuan dan pemetaan, sera evaluasi sumberdaya hayati dan non hayati kelautan

c. Mempunyai kemampuan merencanaan pembangunan di bidang kelautan berbasis masyarakat dan industri dalam skala lokal, regional maupun nasional melalui pendekatan lintas sektoral, keterpaduan serta keberlanjutan dengan menggunakan metode-metode yang relevan

d. Penguasaan penggunaan alat-alat laboratorium maupun lapangan di bidang kelautan seperti mampu mendeteksi adanya minyak bumi di perairan laut, mampu mengetahui fungsi OTEC (Oceanic Thermal Chemical) sebagai pembangkit tenaga listrik, dan sebagainaya

3. PROSPEK LULUSAN

Bidang kerja lulusan program studi S1 Ilmu Kelautan dapat bekerja pada perusahaan / lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang meliputi:

  1. bidang sumber daya alam non hayati baik swasta maupun pemerintah seperti Pertamina, Lemigas, PT. Petro China (Bojonegoro), PT. Shillelagh Marine Construction (Jakarta) dan lain sebagainya
  2. Lembaga-lembaga Pemerintah seperti LIPI, LAPAN, BBPT, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Hidro Oseanografi, PPLH (pusat pengendali lingkungan hidup), Perum Pelabuhan,
  3. Perusahaan dibidang Jasa Konsultasi Pariwisata , Marine Tourism service seperti PT. Pelayaran Gusuri LLOYD, ANCOL, dll
  4. Perusahaan dibidang Jasa Pelayanan Kepelabuhan, Jasa Angkutan Laut seperti PT. Pelabuhan Indonesia III dll
  5. LSM Amdal Pantai, Peningkatan SDM dibidang Kelautan seperti TNC (The Nature Conservancy Southeast Asia for Marine Protected Area
  6. Perusahaan Peralatan Oceanografi seperti Syarikat Gamafco
  7. Perusahaan Marine Constrution seperti PT. Fenergi Cipta
  8. Galangan Kapal seperti , PT. Dumas
  9. Laboratorium Kelautan, sepert Marine Laborotorium Simiman
  10. Dosen, dan Guru7 SMK
  11. Wiraswasta di bidang kelautan seperti Bidang Jasa Konsultasi Pariwisata , Marine Tourism service, Bidang Jasa Pelayanan Kepelabuhan, Jasa Angkutan Laut, Amdal Pantai, Peralatan Oceanografi, Marine Constrution, Peningkatan SDM di bidang Kelautan, Galangan Kapal, Penyelaman

4. PROGRAM UNGGULAN

a. Mengadakan sertifikasi keprofesian bagi mahasiswa kelautan seperti sertifikasi AMDAL A dan B, SIG, IMO

b. Mengembangkan tehnologi OTEC sebagai alternatif sumberdaya listrik

c. Mendukung program Pemerintah di Bidang Kelautan tahun 2007 “ Peningkatan Percepatan Kelautan secara lestari untuk Kesejahteraan Bangsa”

5. LABORATORIUM

a. Laboratorium Hidro Oseanografi

Peralatan-peralatan yang ada di laboratorium ini digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengembangan IPTEK yang berhubungan dengan sedimentasi, gelombang dan pasang surut

Perikanan Tuban

perikanan tuban

clip_image015

b. Laboratorium Biologi Laut

Peralatan-peralatan yang ada di laboratorium ini digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengembangan IPTEK yang berhubungan dengan biolagi laut diantaranya lapisan epidermis coral, rumput laut dan biota laut lainnya

perikanan UNIROW

clip_image019

c Kapal latih

Kapal ini digunakan untuk menunjang pendidikan dan penelitian di bidang kelautan terutama untuk dalam pengambilan sampel kualitas air, biota laut, kandungan unsur –unsur kelautan baik fisik maupun kemis

perikanan tuban1

Peralatan-peralatan yang ada di laboratorium ini digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengembangan IPTEK yang berhubungan dengan sedimentasi, gelombang dan pasang surut

PROGRAM DIPLOMA PERIKANAN

A. BUDIDAYA PERIKANAN

1. Tujuan Program Studi Budidaya Perikanan

Tujuan Program Studi Budidaya Perikanan adalah menghasilkan tenaga profesional yang menguasai serta mampu menerapkan dan mengembangkan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya perikanan dalam kegiatan produktif, ekonomis/konsep agribisnis, yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Keahlian

a. Memahami dan mengetahui tehnik budidaya perikanan yang ramah lingkungan dan ekonomis.

b. Mampu melaksanakan usaha produksi benih ikan , udang dan biota air lainnya

c. Mampu melakukan analisa dan perbaikan ,pengelolaan kualitas air serta pengendalian hama dan penyakit

d. Mampu mengunakan alat-alat laboratorium dan menganalisis usaha budidaya perikanan.

3. PROSPEK LULUSAN

Bidang kerja lulusan program Diploma Budidaya Perikanan dapat bekerja pada perusahaan / lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang meliputi:

a. Lembaga-lembaga pemerintah ; Balai Budidaya Air Payau, Balai Budidaya Air Laut dan Balai Budidaya Air Tawar, Balai Budidaya Ikan, Balai Laboratorium Penyakit Ikan, Balai Karantina Ikan, atau seluruh Balai dibawah Departemen Perikanan dan Kelautan

b. Lembaga-lembaga swasta ; Tambak-tambak swasta masyarakat, Bacdyard, Hatcery, Pembuatan pakan ikan skala besar maupun rumah tangga

c. Wiraswasta

4. PROGRAM UNGGULAN

a. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dengan program magang plus

b. Mengadakan Worshop “Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan Kontaminan pada Pembudidaya Ikan”

c. Mengembangkan program “Pengurangan Penggunaan Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan Kontaminan pada Ikan-ikan yang Dibudidayakan”

5. LABORATORIUM

a. Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan

Merupakan laboratorium untuk menunjang pendidikan dan penelitian kesehatan, patologi, parasit dan pembuatan parasit penyakit ikan . Laboratorium ini dilengkapi dengan bahan dan peralatan pengamatan mikroba akuatik yang merugikan

perikanan tuban

clip_image025

b. Laboratorium Nutrisi Ikan

clip_image027

B. MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN

1. Tujuan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan

Tujuan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan adalah menghasilkan tenaga profesional yang menguasai serta mampu dan mampu menerapkan serta mengembangkan ilmunya dalam mengelola sumberdaya perikanan secara rasional, bertanggung jawab, dan berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelestarian sumberdaya ikan.

2. Keahlian

a. Memahami dan mengetahui karakter sumberdaya ikan dan perairan serta memahami konsep keragaman pengelolaan sumberdaya perikanan

b. Mampu mendayagunakan sarana dan prasarana kegiatan perikanan dan pengelolaannya bagi pengembangan masyarakat.

c. Mampu melakukan menghitung dan manganalisisi baik secara sosial ekonomi dan ekologi pemanfaatan sumberdaya perikanan.

d. Menguasai permasalahan lapangan dan dapat merancang model pengelolaan perikanan

3. Prospek Lulusan

Bidang kerja lulusan program Diploma Manajemen Sumberdaya Perikanan dapat bekerja pada perusahaan / lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri dibidang eksploitasi, eksplorasi, konservasi, rehabilitasi dan diversifikasi sumberdaya perikanan, yang meliputi:

  1. Lembaga-lembaga pemerintah ; Departemen Perikanan dan Kelautan, Perum Pelabuhan, TPI (Tempat Pendaratan Ikan),PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan), PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara), PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera), Departemn Perhubungan
  2. Lembaga-lembaga swasta ; Industri-industri Perikanan Tangkap baik di luar maupun dalam negeri,
  3. Wiraswasta

4. PROGRAM UNGGULAN

  1. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dengan program magang plus
  2. Mengadakan Worshop “ Penggunaan Gillnet dalam Peningkatan Hasil Tangkap Nelayan Tuban”
  3. Mengembangkan program pendampingan terhadap Nelayan Payang dalam Meningkatkan Hasil Tangkapan

5. LABORATORIUM

a. Laboratorium Navigasi

Merupakan kelengkapan prasarana untuk menunjang kegiatan praktikum dan pengembangan IPTEKS yang berhubungan dengan kegiatan penangkapan ikan. Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan untuk simulasi penangkapan ikan ini

clip_image029

  1. Laboratorium Tangkap

Merupakan laboratorium untuk menunjang pendidikan, penelitian, dan pengembangan peralatan penangkapan ikan baik perairan air tawar maupun laut. Dilengkapi dengan koleksi alat tangkap ikan mulai dari yang sudah hampir punah sampai model-model terbaru atau hasil modifikasi.

clip_image031

clip_image033

    1. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

1. Tujuan Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan

Tujuan Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan adalah menghasilkan tenaga profesional yang mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi hasil perikanan dalam kegiatan penanganan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Keahlian

a. Memahami dan mengetahui karakter ikan sebagai bahan makanan dan bahan baku industri serta mengetahui teknik penanganan dan pengolahan ikan

b. Mampu mengelola dan merawat alat-alat pengolahan, serta mampu melakukan pengendalian sistem jaminan mutu keamanan hasil perikanan pada produksi, pengolahan dan distribusi

c. Mampu melakukan analisis usaha industri pengolahan serta potensi pengembangan produk hasil perikanan

d. Menguasai permasalahan lapangan dan dapat merancang model keamanan hasil perikanan mulai dari pengolahan sampai distribusi

3. Prospek Lulusan

Bidang kerja lulusan program Diploma Pengolahan Hasil Perikanan dapat bekerja pada perusahaan / lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri di bidang produksi pengolahan, distribusi, jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, yang meliputi:

  1. Lembaga-lembaga Pemerintah ; Departemen Perikanan dan Kelautan, TPI (Tempat Pendaratan Ikan), BP POM, Pasar ikan Higiene
  2. Lembaga-lembaga swasta ; Industri-industri Pengolahan Hasil Perikanan baik di luar maupun dalam negeri,
  3. Wiraswasta

4. PROGRAM UNGGULAN

  1. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dengan program magang plus
  2. Mengadakan Worshop “ SURIMI – Olahan antara yang multiguna”
  3. Mengembangkan program diversifikasi produk olahan ikan guna peningkatan pendapatan istri-istri nelayan

5. LABORATORIUM

a. Laboratorium Tehnologi Hasil Perikanan

clip_image035

clip_image037

Perikanan Budidaya

  • DJPB - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

    DJPB! - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. ... Budidaya yang Sesuai dengan Potensi Perikanan di Jawa Tengah.

  • Perikanan - Budidaya Ikan Lele

    TTG BUDIDAYA PERIKANAN. BUDIDAYA IKAN LELE ( Clarias ). 1. SEJARAH SINGKAT Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit gelap.

  • Label Organik dalam Perikanan Budidaya

    Label organik dalam perikanan budidaya diperlukan karena banyaknya kegiatan yang bersifat unsustainable aquaculture, baik dari segi ekonomi dan geologi.

  • fishblogs

    Perikanan budidaya di Jawa Tengah saat ini didominasi oleh usaha skala besar Oleh karena itu, pemanfaaatan sumberdaya perikanan budidaya yang sangat besar dan belum di manfaatkan secara optimal.

  • Budidaya Perikanan - Sentra Informasi IPTEK

    TTG - BUDIDAYA PERIKANAN. Edisi 2 - Maret 2001. A. IKAN AIR TAWAR Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Dinas Perikanan Propinsi DIY.

  • REPUBLIK INDONESIA - Daerah Di Minta Tingkatkan Perikanan Budidaya

    Demikian di sampaikan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan RI Fadel Muhammad saat membuka Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya.

  • Perikanan Budidaya Meningkatkan Produksi 20% « kliping dunia ikan

    Perikanan budidaya kelak harus mampu meningkatkan konstribusinya secara nyata terhadap sektor perikanan secara keseluruhan.

  • ANTARA News: Cuaca Buruk Sulitkan Perikanan Budidaya

    Cuaca buruk memiliki dampak pada sektor perikanan di wilayah Indonesia, terutama pada sejumlah perikanan budidaya yang memerlukan kualitas air yang baik.

  • Perikanan Budidaya Lepas Pantai Belum Akan Dikembangkan

    Kementerian Kelautan hingga saat ini belum akan mengembangkan perikanan budidaya lepas pantai (offshore), sebaliknya semakin mengintensifkan perikanan budidaya air payau dan air tawar.

  • Pusat Riset Perikanan Budidaya

  • Tahun 2002 merupakan titik awal dari perkembangan riset di bidang perikanan budidaya, sejalan dengan adanya pemekaran Puslitbang Eksplorasi Laut dan pantai.

  • Berita untuk perikanan budidaya
  • Selain udang, target perikanan tercapai
    1 hari yang lalu

    Produksi itu disumbang oleh produksi perikanan tangkap seberat 4,27 juta ton dan seberat 4,28 juta ton dari perikanan budidaya. Direktur Jenderal Perikanan.

  • Selasa, 21 Desember 2010

    Budidaya tambak udang windu organic Perikanan Tuban

    image Persiapan tambak

    1. Pengeringan tambak.
    2. Ukur pH tanah dasar, usahakan pH 7 bila kurang lakukan penebaran kapur sesuai dosis anjuran.
    3. Tebar kompos 10 - 100 gr / m2 tergantung kesuburan lahan.
    4. kendalikan keong dengan basmi keong ( molusikida organic ).
    5. isi air tambak minimal 50 cm ( di pelataran ).
    6. Tebar SOZOFM – 2 dosis 10 botol , lalu diamkan 2 minggu.
    7. lakukan penanggulangan hewan pesaing di hari ke 12, dengan memakai saponen sesuai dosis anjuran.
    8. lakukan penebaran SOZOFM – 2 dosis 5 botol / ha, isi kolam sampai penuh.
    9. hari ke 14 benur sudah siap ditebar.
    10. Lakukan control air kolam minimal 2 kali seminggu pH dan temperature agar kualitas air dapat terpantau baik.
    11. pengulangan penebaran SOZOFM – 2 setiap 2 minggu sekali sebanyak 5 botol / ha.

    Yang perlu diperhatikan saat budidaya adalah kualitas air, dimana penurunan kualitas air biasanya di sebabkan beberapa factor, seperti :

      • Pembusukan sisa limbah organic dari kotoran udang.
      • Pembusukan klekap.
      • Pembusukan sisa kulit udang hasil dari moulting ( ganti kulit ).
      • Air terlalu dangkal, sehingga suhu air terlalu tinggi disiang hari dan terlalu dingin dimalam hari, menyebabkan udang stress.

    Peranan SOZOFM – 2 pada budidaya udang windu organic :

    1. Pembusukan sisa limbah kotoran udang, klekap, dan pembusukan sisa kulit udang dapat diatasi karena SOZOFM – 2 mengandung lactobacillus 106, yang mampu mengurai bahan- bahan tersebut menjadi mineral volume kecil, yang akan diserap oleh Plankton, phytoplankton akan menghasilkan oxygen saat berphotosintesa disiang hari sehingga kandungan oxygen terlarut akan meningkat, Zooplankton akan menjadi pakan alami udang dengan sangat melimpah.
    2. Meningkatkan metabolisme pencernaan udang sehingga pakan alami yang dikonsumsi akan terserap secara optimal, sehingga sisa limbah berupa faeces tidak mengandung protein lagi, sehingga aman bagi lingkungan perairan, sehingga kualitas air tetap baik.
    3. Kandungan asam amino ,asam lemak organic mampu meningkatkan daya tahan tubuh udang dari stress terhadap tekanan lingkungan yang kurang bagus, sehingga pertumbuhannya tetap baik.
    4. Meningkatkan citarasa daging udang dan daya tahan simpan pasca panen.

    Selasa, 23 November 2010

    JUDUL SKRIPSI TERBARU

     

    1. Download Kumpulan Jurnal Proposal Contoh Judul Skripsi Gratis FULL

      Layanan Membership Kumpulan Skripsi, Tesis, Tugas Kuliah Secara Online dan Full Content dalam Words dan PDF File.

    2. 100 JUDUL SKRIPSI

      tolong krimkan judul skripsi tentang metode pembeljaran dan ptk hamdani ... kirimkanlah judul skripsi pendidikan biologi.. terima kasih ...

    3. Kumpulan Judul Skripsi - Thesis Gratis

      Gratis 100% Proposal dari Ratusan judul Tugas Akhir, Skripsi Thesis bidang kajian ekonomi manajemen, akuntansi, hukum dan fisip untuk referensi penulisan ...

       

    4. Skripsi FE

      Dengan adanya website ini diharapkan mahasiswa dan mahasiswi dapat menyusun skripsi, thesis dan tugas akhirnya dengan mengambil sebagian dari judul, ...

    5. Judul Skripsi Manajemen « Smart Life

      ada judul skripsi tentang manajemen keuangan,investasi dan pasar modal? ... bang tolong carikan judul skripsi manajemen SDM yang ...

    6. Download skripsi, skripsi informatika, skripsi ekonomi, Judul ...

      Download 1.200 Skripsi Full Content Siap Anda Pakai, Judul Skripsi Semua Jurusan. Tugas akhir terbaru lengkap mulai dari bab I sampai daftar pustaka, ...

    7. Referensi Mahasiswa Indonesia | NGAMPUS.COM

      Friends. Info Beasiswa · Judul Skripsi ... SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TERHADAP PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT KUSTA ...

    8. skripsi, judul skripsi, contoh skripsi, skripsi akuntansi, skripsi

      Skripsi akuntansi, skripsi manajemen, judul skripsi, contoh skripsi, dan banyak lagi.

       
    9. INDOSKRIPSI | Kumpulan Skripsi Online Full Content

      Kumpulan skripsi semua jurusan, file lengkap, download skripsi, tugas kuliah, penelitian, makalah dan semua koleksi judul skripsi. Skripsi Gratis dan panduannya

    10. PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

      oleh Amekuedee ini mengambil judul “An Evaluation of Library Automation in Some one “Panduan Penulisan Skripsi”. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN “Sunan Bonang

    Senin, 22 November 2010

    Budidaya Ikan Cupang Peluang Usaha Baru

      ikan cupang_perikanan unirowBudidaya Ikan Cupang

    Peluang usaha baru dalam dunia budidaya air tawar yaitu budidaya ikan cupang yang sangat menjanjikan Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.

    Wadah Budidaya

    Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.

    Ciri-ciri khusus

    Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
    Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :

    Umur ± 4 bulan
    Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
    Gerakannya agresif dan lincah.
    Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).

    Ciri-ciri ikan betina :

    Umur telah mencapai +- 4 bulan
    Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
    Gerakannya lambat.
    Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
    kondisi badan sehat.

    Pemijahan dan perawatan ikan

    Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan :

    1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
    2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 - 30 Cm.
    3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
    4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.
    5. Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
    6. Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.
    7. Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur sampai menetas.

    Pembesaran anak

    1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.
    2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
    3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
    4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
    5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

    Pasca Panen

    Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.

    POSDAYA MINAMAKMUR PEMBUATAN PAKAN IKAN SENDIRI

     

    KKN PENIDON Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan

    A. Bahan Hewani

    1. Tepung Ikan
    Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. Kandungan gizi: protein=22,65%; lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–3.
    Cara pembuatannya:

    a) Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.

    b) Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.

    c) Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

    2. Tepung Rebon dan Benawa
    Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
    Cara pembuatan:

    a) Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;

    b) Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

    Kandungan gizi: Protein: Udang rebon=59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); Lemak =3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); Abu=11,41% (Benawa); Serat=11,82% (Benawa); Air=21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,Nilai ubah: Benawa=4–6

    3. Tepung Kepala Udang

    Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor. Cara pembuatannya:

    a) Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;

    b) Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.

    Kandungan gizinya: Protein= 53,74%; Lemak= 6,65%; Karbohidrat= 0%; Abu= 7,72%; Serat kasar= 14,61%; Air= 17,28%.

    4. Tepung Anak Ayam

    Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur. Cara pembuatan:

    a) Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak).

    b) Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan.

    c) Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

    Kandungan gizinya: Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.

    5. Tepung Kepompong Ulat Sutra

    Bahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam. Kandungan gizinya: Protein= 46,74%, Lemak= 29,75%, Abu= 4,86%, Serat= 8,89%, Air= 9,76%, Nilai ubah= 1,8.

    6. Ampas Minyak Hati Ikan

    Bahan: amapas hati ikan yang telah diperas minyaknya. Cara pembuatannya:

    a) digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan.

    b) Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.

    Kandungan gizinya: Protein= 25,08%, lemak= 56,75%, Abu= 6,60%, Air=12,06%, Nilai ubah= 8.

    7. Tepung Darah

    Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatannya:

    a) darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan

    b) kemudian digiling menjadi tepung.

    Kandungan gizinya: Protein= 71,45%, Lemak= 0,42%,Karbohidrat= 13,12%, Abu= 5,45%, Serat= 7,95%, Air= 5,19. Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%.

    8. Silase Ikan

    Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.

    Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.

    Cara pembuatan:

    a) Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas.

    b) Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan.

    c) Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri / cendawan dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5.

    d) Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3- 4 kali sehari.

    e) Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.

    Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70- 75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%.

    9. Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang

    Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.

    Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu 100 ° C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 ° C selama 4 jam, suhu 70 ° C selama 4 jam, dan 100 ° C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 ° C, sampai kadar airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan.

    Kandungan gizinya: Protein=25,54%, Lemak=3,80%, Abu=61,60%, Serat=1,80%, Air=5,52%.

    10. Tepung Bekicot

    Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.

    Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15%.

    Kandungan gizi: Protein=54,29%, Lemak=4,18%, Karbohidrat=30,45%, Abu=4,07%, Kapur=8,3%, Fosfor=20,3%, Air=7,01.

    11. Tepung Cacing Tanah

    Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal. Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%. Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling. Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.

    12. Tepung Artemia

    Dapat menggantikan tepung ikan/kepala udang.

    Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.

    13. Telur Ayam dan Itik

    Bahan: telur mentah atau telur rbus. Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. Kandungan gizinya: Protein=12,8%, Lemak=11,5%, Karbohidrat=0,7%, Air=74%.

    14. Susu

    Bahan: tepung susu tak berlemak (skim). Kandungan gizi: Protein=35,6% Lemak=1,0% Karbohidrat=52,0%, Air=3,5%

    B. Bahan Nabati

    1. Dedak
    Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein=11,35%, Lemak=12,15%, Karbohidrat=28,62%, Abu=10,5%, Serat kasar=24,46%, Air=10,15%, Nilai ubah= 8.

    2. Dedak Gandum
    Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard” dengan kandungan gizi: Protein=11,99%, Lemak=1,48%, Karbohidrat=64,75%, Abu=0,64%, Serat kasar=3,75%, Air=17,35%, Nilai ubah=2-3.

    3. Jagung
    Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.

    4. Cantel/Sorgum
    Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein=13,0%, Lemak=2,05%, Karbohidrat=47,85%, Abu=12,6%, Serat kasar= 13,5%, Air=10,64%, Nilai ubah2-5.

    5. Tepung Terigu
    Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.

    6. Tepung Kedele
    Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%, Air=8,4%, Nilai ubah=3-5.

    7. Tepung Ampas Tahu
    Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.

    8. Tepung Bungkil Kacang Tanah
    Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein=47,9%, Lemak=10,9%, Karbohidrat =25,0%, Abu=4,8%, Serat kasar=3,6%, Air=7,8%, Nilai ubah=2,7-4.

    9. Bungkil Kelapa
    Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein=17,09%, Lemak=9,44%, Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat kasar=30,4%, Air=13,35%.

    10. Biji Kapuk/Randu
    Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%. Kandungan gizinya: Protein=27,4%, Lemak=5,6%, Karbohidrat=18,6%, Abu=7,3%, Serat kasa=25,3%, Air=6,1 %.

    11. Biji Kapas
    Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein=19,4%, Lemak=19,5%, Asam lemak linoleat=47,8%, Asam lemak palmitat=23,4%, Asam lemak oleat=22,9%.

    12. Tepung Daun Turi
    Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya: Protein=27,54%, Lemak=4,73%, Karbohidrat=21,30%, Abu=20,45%, Serat kasar=14,01%, Air=11,97 %.

    13. Tepung Daun Lamtoro
    Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja. Kandungan gizinya: Protein=36,82%, Lemak=5,4%, Karbohidrat=16,08%, Abu=1,31%, Serat kasar=18,14%, Air=8,8%.

    14. Tepung Daun Ketela Pohon
    Kelemahannya: racun HCN/asam biru. Kandungan gizi: Protein=34,21%, Lemak=4,6%, Karbohidrat=14,69%, Air=0,12.

    15. Isi Perut Besar Hewan Memamah biak
    Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein=8,39%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=33,51%, Abu=17,32%, Serat kasar=20,34%, Air=14,9%, Nilai ubah=2.

    C. Bahan Tambahan

    1. Vitamin dan Mineral

    Cara memperoleh: dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premiks (premix).

    Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino tertentu.

    Contoh-contoh merek dagang:

    § Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT)

    § Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.

    § Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).

    § Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.

    Penggunaannya : Untuk ikan 1-2% dan untuk udang 10-15%.

    2. Garam Dapur (NaCl)

    Fungsi: sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.

    3. Bahan Perekat

    Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu, dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.

    4. Antioksidan

    Bahan: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole).

    Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.

    5. Ragi dan Ampas Bir

    Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2.

    Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir.

    Kandungan gizi: Protein=59,2%, Lemak=0, Karbohidrat=38,93%, Abu=4,95%, Serat kasar=0, Air=6,12%.

    Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.

    Kandungan gizinya: Protein=25,9%, Serat kasar=15%

    Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.

    Kamis, 28 Oktober 2010

    Peningkatan Potensi Tuna

    Optimalkan Potensi Tuna, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat Rangkul Dunia Pendidikan

         Meski telah ditetapkan sebagai sentra Perikanan tuna nasional, potensi produksi perikanan tuna yang dimiliki Provinsi Sumatera Barat saat ini masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat kelautan dan perikanan setempat. Dalam Seminar Nasional Pembangunan Kelautan di Universitas Andalas (Unand) Padang (6/10), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri menyatakan kendala yang dihadapi saat ini adalah minimnya sumberdaya manusia serta teknologi dibidang kelautan dan perikanan yang dapat diterapkan secara mudah oleh para pemangku kepentingan. “Saat ini kebutuhan akan SDM dan peningkatan alih teknologi kelautan di Sumatera Barat sudah sangat mendesak sehingga dibutuhkan adanya terobosan-terobosan untuk memenuhi kebutuhan tersebut”, demikian diungkapkan Yosmeri. Melihat permasalahan tersebut, maka DKP Sumbar terus melakukan pendekatan kepada dunia pendidikan tinggi di Sumatera Barat untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi.

         Atas upaya yang dilakukan oleh DKP Sumbar, maka Universitas Andalas Sebagai penyedia SDM yang berkualitas di Sumatera Barat, berencana untuk membuka program studi baru di bidang teknologi kelautan dengan menggandeng Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang telah jauh lebih dulu memiliki program studi serupa. Pembantu Rektor IV Unand, Prof. Helmi menyatakan dengan potensi yang demikian melimpah, sangat disayangkan apabila Sumbar tidak memiliki pendidikan formal yang memadai sebagai tempat lahirnya SDM yang handal serta penyediaan alih teknologi yang mudah diterapkan.

    Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial,  dan Budaya, Suseno saat menjadi keynote speaker memberikan apresiasi yang besar terhadap upaya yang telah dilakukan oleh pihak Pemeritah Provinsi Sumbar serta Unand dan ITS dalam mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Kerjasama yang telah dilakukan oleh Unand dan ITS dalam menjawab kebutuhan yang dilontarkan oleh DKP Sumbar merupakan salah satu dari 4 Pilar Grand Strategy yang dimiliki oleh KKP yakni memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi”, ujar Suseno. Berdasarkan data statistik, produksi Perikanan tuna yang dimiliki oleh Sumatera Barat sejak tahun 2008 menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Tahun 2008 provinsi ini membukukan produksi sebanyak 300 ton yang kemudian meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2009 yakni menjadi 735 ton. Hingga September tahun ini, produksi tuna di Sumbar telah mencapai lebih dari 600 ton dan diproyeksikan mencapai 1000 ton pada akhir tahun 2010 ini. (EAH)

    Senin, 25 Oktober 2010

    Bantuan dari KKP

    perikanan unirow Tag: , , ,

    Modal Wirausaha Pemula Disalurkan

    perikanan unirowPenyaluran paket perikanan budidaya bagi wirausaha pemula tahun 2010 digulirkan mulai pekan ini. Stimulus bagi wirausaha budidaya pemula itu mencakup bantuan benih, pakan, dan pembuatan kolam.
    Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Syamsuddin mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa (12/10).
    Besar fasilitas modal usaha itu bervariasi, mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 17,5 juta per paket Komoditas perikanan yang dikembangkan antara lain rumput laut, ikan lele, patin, bandeng, mas, nila, dan polikultur udang.
    Tahun 2010, paket budidaya ditujukan bagi 273 kabupaten/ kota pada 33 provinsi. Total anggaran yang digulirkan pemerintah untuk paket perikanan budidaya bagi wirausaha pemula sebesar Rp 184,4 miliar. Total ada 2.410 paket. Paket-paket budidaya itu di antaranya budidaya ikan patin di kolam Rp 7,5 juta per paket, gurami Rp 7,5 juta per paket, serta rumput laut dan nila masing-masing Rp 6 juta per paket.

    Selain itu, ada juga keramba jaring apung ikan patin Rp 17,5 juta per pake

    t Paket dapat diberikan kepada perseorangan ataupun kelompok. "Bantuan ini diutamakan bagi sarjana Tetapi, tidak tertutup kemungkinan untuk nonsarjana jika di daerah itu jumlah sarjana yang berminat masih sedikit," ujarnya.
    Penyaluran paket budidaya diserahkan sepenuhnya kepada daerah. Oleh karena itu, daerah diharapkan menyiapkan rencana definitif kebutuhan kelompok serta menentukan kelompok pembudidaya, lokasi budidaya, ataupun tender untuk pengadaan sarana produksi.Saat ditanya soal pengawasan, Syamsuddin mengatakan, pihaknya telah membentuk tim terpadu monitoring dan evaluasi kelautan dan perikanan yang melibatkan semua direktorat jenderal di KKP.
    Secara terpisah, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengemukakan, paket perikanan budidaya bagi sarjana selayaknya diperuntukkan bagi sarjana yang memiliki kemauan dan kemampuan budidaya.Tanpa bekal kemampuan, dikhawatirkan program itu berpotensi gagal," ujar Arif. Program wirausaha budidaya, kata Arif, seharusnya dimanfaatkan oleh perguruan tinggi sebagai peluang mencetak wirausaha baru.
    Di sisi lain, diperlukan upaya melibatkan perusahaan swasta untuk akses pemasaran produk perikanan budidaya tersebut agar bisa mendapatkan jaminan pasar. (LKT)

    Minggu, 24 Oktober 2010

    Perikanan UNIROW Sejarah KKP

    Sejarah Terbentuknya
    Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP)

    Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia, sejak itu pula perubahan kehidupan mendasar berkembang di hampir seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti merebaknya beragam krisis yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah berkaitan dengan Orientasi Pembangunan. Dimasa Orde Baru, orientasi pembangunan masih terkonsentrasi pada wilayah daratan.

    Sektor kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis dan potensinya. Potensi sumberdaya tersebut terdiri dari sumberdaya yang dapat diperbaharui, seperti sumberdaya perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya laut dan pantai, energi non konvensional dan energi serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan lautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan dan perikanan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan dan sebagainya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid dengan Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999 dalam Kabinet Periode 1999-2004 mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai Menteri Eksplorasi Laut.

    Selanjutnya pengangkatan tersebut diikuti dengan pembentukan Departemen Eksplorasi Laut (DEL) beserta rincian tugas dan fungsinya melalui Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tanggal 10 November 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Ternyata penggunaan nomenklatur DEL tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan penyebutan dari Menteri Eksplorasi Laut menjadi Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999. Perubahan ini ditindaklanjuti dengan penggantian nomenklatur DEL menjadi Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (DELP) melalui Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999.

    Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah Sidang Tahunan MPR tahun 2000, dan terjadi perubahan nomenklatur DELP menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)  sesuai Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen.

    Kemudian berubah menjadi Kementrian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Peraturan Presiden No. 47 tahun 2009 tentang  Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka Nomenklatur Departemen Kelautan dan Perikanan menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan, sedangkan struktur organisasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak mengalami perubahan.

    Dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tersebut, pada November 2000 telah dilakukan penyempurnaan organisasi DKP. Pada akhir tahun 2000, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen, dimana organisasi DKP yang baru menjadi :

    a. Menteri Kelautan dan Perikanan;
    b. Sekretaris Jenderal;
    c. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;
    d. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
    e. Direktorat Jenderal Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
    f. Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran;
    g. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
    h. Inspektorat Jenderal;
    i. Badan Riset Kelautan dan Perikanan;
    j. Staf Ahli.

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Preaturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006, maka struktur organisasi KKP menjadi :

    a. Menteri Kelautan dan Perikanan;
    b. Sekretaris Jenderal;
    c. Inspektorat Jenderal;
    d. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;
    e. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
    f. Direktorat Jenderal Pengawasan & Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
    g. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan;
    h. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
    i. Badan Riset Kelautan dan Perikanan;
    j. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan;
    k. Staf Ahli.

    Tebentuknya Kementrian Kelautan dan Perikanan pada dasarnya merupakan sebuah tantangan, sekaligus peluang bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Artinya, bagaimana KKP ini menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor andalan yang mampu mengantarkan Bangsa Indonesia keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Setidaknya ada beberapa alasan pokok yang mendasarinya.
    Pertama, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km tidak hanya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tetapi juga menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

    Kedua, selama beberapa dasawarsa, orientasi pembangunan negara ini lebih mangarah ke darat, mengakibatkan sumberdaya daratan terkuras. Oleh karena itu wajar jika sumberdaya laut dan perikanan tumbuh ke depan.

    Ketiga, dikaitkan dengan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kesadaran manusia terhadap arti penting produk perikanan dan kelautan bagi kesehatan dan kecerdasan manusia, sangat diyakini masih dapat meningkatkan produk perikanan dan kelautan di masa datang. Keempat, kawasan pesisir dan lautan yang dinamis tidak hanya memiliki potensi sumberdaya, tetapi juga memiliki potensi bagi pengembangan berbagai aktivitas pembangunan yang bersifat ekstrasi seperti industri, pemukiman, konservasi dan lain sebagainya.

    sumber : DKP