Sabtu, 10 Juli 2010

Laporan KKL

LAPORAN
KULIAH KENAL LAPANG (KKL)
TAHUN 2009













Disusun Oleh:

NAMA : FARIS AL HABIB
NPM : 1309070011
PRODI : BUDIDAYA PERIKANAN









FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN (UNIROW)
2009
LAPORAN
KULIAH KENAL LAPANGAN (KKL)
TAHUN 2009


























Disusun Oleh :

NAMA : FARIS AL HABIB
NPM : 1309070011
PRODI : BUDIDAYA PERIKANAN








FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
(UNIROW)
TAHUN 2009





LAPORAN KULIAH KENAL LAPANG (KKL)





LEMBAR PENGESAHAN





Disusun Oleh. :

NAMA : FARIS AL HABIB
NPM : 1309070011
PRODI : BUDIDAYA PERIKANAN



Di Syahkan tanggal :









KETUA PELAKSANA






RUSWANTO S.Pi. M.MPd










KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan semua tugas-tugas dan menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Kenal Lapangan.
Laporan ini adalah rangkaian kegiatan yang kami lakukan di Balai Karantina Juanda, PT.Japfa Comfeed Sidoarjo, PT.Royal Fisheries Ind. Pasuruan, Balai Budidaya Air Payau Situbondo dan Stasiun Laboratorium Universitas Brawijaya di Probolinggo.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendorong kami menyelesaikan penulisan laporan ini, pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.
3. Ketua Panitia KKL Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.
4. Kepala Balai Karantina Juanda
5. Direktur Utama PT. Japfa Comfeed Sidoarjo
6. Direktur PT.Royal Fisheries Ind. Pasuruan
7. Kepala Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo
8. Kepalan Stasiun Laboratorium Universitas Brawijaya di Probolinggo
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaiakan penulisan laporan ini
Kami sadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun akan kami harapkan dan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan laporan ini.
Demikianlah yang sanggup kami sampaikan, semoga pelaporan yang kami susun tersebut berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dan kepada mereka-mereka yang terjun dan aktif di dalam dunia perikanan.
Lamongan,Mei 2009


Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………..................………..i
PENGESAHAN …….……………………………………...................…………ii
KATA PENGANTAR……………………………………..................…………..iii
DAFTAR ISI…………………………………………………..................……….iv
BAB I TINJAUAN BALAI KARANTINA JUANDA .........................................1 - 6
1.1 Lokasi UPT
1.2 Kontak
1.3 Wilayah Kerja
1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)
1.5 Sarana
1.6 Laboratorium
1.7 Pemantauan
1.8 Lalulintas Media Pembawa
BAB II TINJAUAN PT.COMFEED SIDOARJO .............................................. 7 - 10
2.1 Latar Belakang
2.2 Batasan Masalah
2.3 Tujuan Perancangan
2.4 Metoda Pengumpulan Data
2.5 Metode Analisa
BAB III TINJAUAN PT. ROYAL FISHERIES IND. PASURUAN ............... 11 - 15
3.1 Pendahuluan
3.2 Penangkapan/Pemanenan
3.3 Penanganan Hasil Tangkapan/Panen
3.4 Penanganan Darat
3.5 Pembekuan
3.6 Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan
3.7 Pengalengan Udang
BAB IV TINJAUAN BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO ...... 16 - 19
4.1 Keadaan Umum BBAP Situbondo
4.2 Tugas dan Fungsi BBAP Situbondo
4.3 Visi dan Misi BBAP Situbondo
4.4 Fasilitas Divisi Ikan
4.5 Fasilitas Divisi Udang
4.6 Fasilitas Divisi Budidaya
4.7 Kegiatan BBAP Situbondo
4.8 Gambar Produk Utama dan Yang Dikembangkan
PENUTUP .............................................................................................................. 20
LAMPIRAN






























BAB I


1. Bandar Udara Internasional Ir. H. Juanda
2. Kantor Pos Besar Surabaya
3. Stasiun Kereta Api Pasar Turi
4. Pelabuhan Laut dan Sungai Ketapang - Banyuwangi
5. Pelabuhan Laut dan Sungai Panarukan - Panarukan
6. Pelabuhan Laut dan Sungai Muncar - Muncar
7. Pelabuhan Laut dan Sungai Poleng - Poleng
8. Pelabuhan Laut dan Sungai Tanjung Wangi - Banyuwangi
9. Pelabuhan Laut dan Sungai Pasuruan - Pasuruan
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah Pegawai
1. Teknis : 32 (tiga puluh dua) orang
2. Non Teknis : 12 (dua belas) orang
5. Sarana
Tanah : 996 M2
Gedung Kantor : 531 M2 (terbagi menjadi 2 lantai)
Laboratorium : 500 M2
Instalasi : 250 M2
Kendaraan Roda 4 : 3 Unit
Kendaraan Roda 2 : 6 Unit
6. Laboratorium
1. Level Laboratorium : Level III
2. Metode Pemeriksaan yang dapat dilakukan :
• Metoda Parasitologi
• Metoda Bakteriologi
• Metoda Virologi
• Metoda Histopatologi
• Pengujian Kualitas Air
3. Akreditasi : Pra Akreditasi
4. Uji Coba
7. Pemantauan
No. Target Penyakit Tahun Pemantauan Lokasi Hasil
1.

PARASIT 2006 Wilayah Barat :
Kabupaten Kediri Kabupaten Tulungagung Kabupaten Malang Kabupaten Blitar
Wilayah Timur :
Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Jember Kabupaten Lumajang Dactylogyrus minitus
Gyrodagtylus sp.
Argulus
Lernea cyprinaceae
Oodinium sp.
Trichodina acuta
Diplectanum sp.
Trematoda

2. BAKTERI 2006 Wilayah Barat :
Kabupaten Kediri Kabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek Kabupaten Malang Kabupaten Blitar
Wilayah Timur : Kabupaten Situbondo Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Jember Kabupaten Lumajang Micrococcus sp.
Bacillus cereus
Pseudomonas putida
Vibrio alginoliticus
Micococcus roseus
Vibrio damsela
Aeromonas hydrophila
Staphylococcus epidermidis
Aeromonas hydrophila
Plesiomonas shigeloides
Aeromonas caviae
Plesiomonas diminuta
Vibrio ordalii
Aeromonas punctata
Bacillus subtilis
Streptococcus aureus
3. VIRUS 2006 Wilayah Barat :
Kabupaten Kediri Kabupaten Tulungagung Kabupaten Malang Kabupaten Blitar
Wilayah Timur : Kabupaten Pasuruan Kabupaten Situbondo Kabupaten Banyuwangi WSSV pada Udang Vannamei.,
KHV pada ikan Koi, Mas, dan Koki Tosa.,
( IHHNV )
( IMNV ) pada Udang Vannamei
Keterangan :
Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Hama dan Penyakit Ikan atau Hama dan Penyakit Ikan Karantina ( HPI / HPIK ) pada Tahun Pemantauan 2006, dilakukan di 10 ( sepuluh ) Kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur dan di bagi menjadi 2 ( dua ) wilayah - yaitu :
Wilayah Barat :
• Kabupaten Kediri.
• Kabupaten Tulungagung.
• Kabupaten Trenggalek.
• Kabupaten Malang.
• Kabupaten Blitar.
Wilayah Timur :
• Kabupaten Pasuruan.
• Kabupaten Situbondo.
• Kabupaten Banyuwangi.
• Kabupaten Jember.
• Kabupaten Lumajang.

8. Lalu Lintas Media Pembawa
1. Komoditas Dominan sampai dengan Tahun 2006 :
Komoditas Ekspor - Impor Dominan :
Ekspor : Lobster, Kepiting, Ikan Kerapu Hidup, Ikan Hias Laut, Benih Kerapu Macan, Benur vannamae, Ikan Lou Han, Sirip Ikan Hiu Kering, Isi Perut Ikan, Teripang Kering, Ikan Beku, Abalone, Katak Beku, Ikan Segar, Daging Kerang Kering, Udang Beku, Tuna Beku, Makanan Olahan, Makanan Asal Ikan, Kulit Ikan Pari, Cysta Artemia, Ikan Teri, Ebi Beku, Tulang Ikan Tuna Kering, Cumi-Cumi Beku, Lobster Beku, Tuna Segar, Rumput Laut Kering, dan lain-lain.
Impor : Induk Udang Vanamae, Benur Vanamae, Live Lobster, Ikan Koi, Kerang Bambu, Daging Hiu, Artemia, Salmon, Daging Kepiting Beku, Tepung Udang.
Komoditas Domestik Keluar - Masuk Dominan :
Domestik Keluar : Benur, Ikan Hias Tawar, Lobster Hidup, Kerang Bambo, Nener, Daging Rajungan, Kepiting, Benih Kerapu, Udang Barong, Ikan Hias Laut, Kura-Kura Brasil, Ikan Segar, Benih Gurami, Benih lele, Induk Udang, Telur Ikan Kerapu, Benih Bawal, Ikan Kerapu, Udang Beku, Gurami Segar, Plakton, Lobster Beku, Teripang, Udang Segar, Daging Kerang, Induk Udang Windu, Makanan Asal Ikan, Bandeng Beku, Benih Nila, Cacing Beku, Kura-Kura Hias, Cumi-Cumi Beku, Telur Ikan, Benih Patin, Benih Kerapu Macan, Benih Kakap, Belut Hidup, Kulit Kerang, Induk Udang Vanamei, Tanaman Air, Krupuk Udang, Cacing Sutra, Pakan Ikan, Lobster Air Tawar, Daging Kepiting, Fillet Ikan, Noupley Vanamei, Gurami Beku, Daging Ikan Tuna, Nouply, Ikan Kering, Katak Beku, INT, Benur Vanamae, IHL, Ikan Gurami, Abalone, Isi Perut Ikan, Kerang Mutiara, Sirip Ikan Hiu, Ikan Betutu, Ikan Sapu-Sapu, Ikan Seradang, Benih Kerapu, Benih Udang Air Tawar, Benih Tawes, Induk Udang Van, Ikan Mujair.
Domestik Masuk : Kepiting, Ikan Betutu, Benur, Ikan Hias Laut, Induk Udang Windu, Ikan Kerapu, Sirip Ikan Hiu Kering, Anemone , Ikan Lou Han , Botia , Daging Rajungan, Udang Galah Segar, Daging Kepiting Beku, Ikan Segar, dan Tuna Beku.
2. Negara Ekspor - Impor Dominan sampai dengan Tahun 2006 :
Negara Tujuan Ekspor Dominan :
Singapura, Hongkong, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Korea, Australia, Taiwan, Austria, Belgia, Canada, Thailand, Chna, Inggris, Italia, Philipina, Rusia, Vietnam, New Zealand, Afrika, Selandia Baru, Jerman, Mexico, Srilanka, Switzerland, dan Saudi Arabia.
Negara Asal Impor Dominan :
Amerika, Hongkong, Canada, Thailand, Vietnam, Singapura, Scotlandia, Jepang,Selandia Baru, Filipina, Argentina,dan India.




BAB II
TINJAUAN PT.JAPFA COMFEED SIDOARJO

2.0 PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
JAPFA Group merupakan salah satu perusahaan terbesar dan perusahaan publik yang bergerak pada industri agribisnis di Asia. Aktivitas inti bisnis yang dilakukan adalah unggas (Poultry), Aquaculture, strategic, business, dan internasional. Kegiatan Poultry, terbagi menjadi beberapa bagian lagi, yang salah satunya adalah memproduksi pakan ternak.
Salah satu group dari JAPFA Group yang bergerak di bidang produksi pakan ternak adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Kantor pusat PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk berlokasi di Jakarta, Indonesia dimana fasilitas dan kegiatan operasional tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga bergerak di beberapa negara yang memiliki potensial ekonomi seperti India, Myanmar dan Vietnam.
PT.Japfa Comfeed Indonesia, Tbk memiliki 7 pabrik pakan ternak yang tersebar di seluruh Indonesia. Pakan ternak yang diproduksi antara lain adalah untuk ayam, sapi, babi, serta itik. Nmaun PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo ini lebih banyak memproduksi pakan ternak untuk ayam.
Dalam perancangan karya desain saat ini, perancang ingin merancang company profile bagi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo. Hal ini dikarenakan company profile yang selama ini dimiliki oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk merupakan company profile yang menceritakan jadi diri JAPFA Group secara keseluruhan. Sedangkan yang menceritakan jati diri PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo secara spesifik masih belum ada.
Company profile sangat dibutuhkan bagi suatu perusahaan untuk mengenalkan jati diri perusahaan kepada target audiens. Company profile ada beberapa jenis, yaitu dapat berupa buku perusahaan, brosur, website maupun video.d alam perancangan desain kali ini, perancang lebih memfokuskan untuk merancang company profile berupa video, dimana dalam video tersebut akan menceritakan jati diri PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo, yaitu berupa kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaan, sistem manajemen dan banyak hal lain yang bisa diunggulkan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo dibanding perusahaan pakan ternak lain, agar dapat menarik perhatian calon pelanggan.


2.2 Metodologi Perancangan
1.1.1 Metode Pengumpulan Data
 Kepustakaan
Telaah kepustakaan ini merupakan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mencari data tentang masalah penelitian. Tahap ini sangat penting arena merupakan dasar penyusunan kerangka teoritis. Kerangka teoritis ini berguna untuk menuntun pemecahan masalah.
Telaah kepustakaan dapat dilakukan dengan :
 Mempelajari dokumen atau hasil penelitian terdahulu
 Mempelajari berbagai buku sehubungan dengan masalah penelitian
 Mempelajari informasi yang diperoleh darimedia internet (Wasito, 23)
Telaah kepustakaan ini diperlukan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan :
 Perusahaan pakan ternak secara umum
 Teori-teori company profile
 Pembuatan video serta pengeditannya
 Pengamatan Langsung
Dalam teknik pengamatan langsung, pengamatan dilakukan tanpa menggunakan peralatan khusus. Jadi, perancang langsung mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan pada saat terjadinya proses. Hal-hal yang dapat diamati secara langsung di PT. Japfa Comfeed Indonesia, TBk unit Sidoarjo antara lain :
 Proses produksi serta pengemasan pakan ternak
 Sistem manajemen serta organisasi dari perusahaan
 Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Tingkat ketepatan dengan menggunakan metode wawancara biasanya lebih terjamin (Wasito, 71). Wawancara dilakukan secara langsung di PT. Japfa Comfeed Indonesia, TBk uni t Sidoarjo untuk memperoleh data-data yang diperlukan berkaitan dengan perusahaan, antara lain :
 Kelebihan yang dimiliki serta ditonjolkan perusahaan di banding pesaing
 Proses produksi serta pengemasan pakan ternak
 Keadaan perusahaan saat ini, sistem manajemen serta organisasi dari perusahaan, serta sistem penjualan (markting)
 Dokumantasi
Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang dapat diaplikasikan dalam company profile serta digunakan sebagai lampiran pada makalah perancangan tugas akhir ini. Dokumentasi berupa foto maupun dokumen/surat. Dalam perancangan tugas akhir ini akan disertakan antara lain :
 Foto lokasi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Unit Sidoarjo
1.1.2 Metode Analisa Data
Dalam makalah perancangan ini, metode analisa data yang digunakan adalah metode Analisa Nonstatitiska. Analisa Nonstatitiska sesuai untuk data kualitatif. Kegiatan analisis dengan cara ini dilakukan dengan membaca data yang telah diolah (tidak ada perhitungan). Hasilnya nanti dalam bentuk kesimpulan. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang mengutamakan penggunaan angka-angka dan perhitungan secara statistik dan mengacu kepada jumlah. Bila lebih dispesifikan, metode analisis nonstatistika tersebut berupa SWOT, yaitu :
 Streght : kekuatan/kelebihan yang dimiliki perusahaan
 Weakness : kelemahan yang dimiliki perusahaan
 Opportunities : peluang yang dimiliki perusahaan untuk lebih berkembang
 Thearts : ancaman dari lingkungan sekitar perusahaan
Menurut Bogdan dan Taylor, seperti yang dikutip oleh Dr. Lexy J Moleong, M.A. dinyatakan bahwa metodoogi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (3). Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan atupun dalam bentuk lainnya, seperti data-data yang diperoleh melalui berbagai kajian pustaka, observasi lapangan dan juga literatur elekronik seperti internet.
Yang perlu dianalisa pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo ini diantaranya adalah sistem-sistem yang dapat ditonjolkan oleh perusahaan (lebih diutamakan sistem-sistem yang merupakan kekuatan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo). Hal tersebut dapat berupa sistem manajemen atau sistem yang lainnya.
1.2.3 Metode Konsep Desain
Untuk mencapai tujuan perancangan sesuai dengan rumusan dan batasan masalah yang ada, maka diperlukan sebuah perancangan komunikasi visual yang komunikatif, kreatif dan efektif.
Perancangan company profile akan dibuat sedemikian rupa sehingga ketika Video company profile ini diberikan atau diperlihatkan kepada calon pelanggan atau target audiens, yang pada awalnya kurang atau tidak mengenal akan PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo ini, menjadi mengerti. Selain itu, dari video company profile ini, perancang juga ingin menonjolkan banyak hal yang menjadi suatu kekuatan atau kelebihan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk unit Sidoarjo dibanding dengan perusahaan pakan ternak lainnya, sehingga dapat menarik perhatian target audiens. Oleh karena itulah, perancang menggunakan metode 5W + 1H, yaitu :
 Where : di mana kegiatan (pembuatan video) ini akan dilakukan, serta kemana video ini akan disebarkan
 What : hal apa saja yang akan disampaikan di dalam video company profile
 What : mengapa perlu ada pembuatan video company profile unit Sidoarjo
















BAB III
TINJAUAN PT.ROYAL FISHERIES IND. PASURUAN

3.1 PENDAHULUAN
PT.Royal Fisheries Ind.Pasuruan yang sebelumnya berlabel PT.Ocean Gemindo merupakan salah satu perusahaan terbesar dan perusahaan publik yang bergerak pada industri agribisnis di Asia. Aktivitas inti bisnis yang dilakukan adalah product supply frozen Shrimp meliputi; species vanamei, white, B, tiger, sea cought, yellow, pink. Kegiatan Poultry, terbagi menjadi beberapa bagian lagi, yang salah satunya adalah memproduksi udang beku. Jenis-jenis product tersebut meliputi ; RAW/Cook,IQF,PTDO,PTO,PUD,PND,Butterfly,Es peel.
PT.Royal Fisheries Ind. Kantor pusat berlokasi di Desa Bulusari Gempol Pasuruan Jawa Timur, Indonesia dimana kegiatan pasarnya tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga bergerak di beberapa negara yang memiliki potensial ekonomi seperti Amerika Serikat, Amerika Selatan, Eropa, Kawasan Asia , Afrika dan Oceania.
Udang menjadi primadona ekspor hasil perikanan indonesia sejak tahun 1970 an.Dalam perkembangannya, komoditi ini terus meningkat produksinya terutama setelah budidaya udang tambak meningkat sejak beberapa tahun yang lalu. Terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi dalam produksi primer. Masih terdapat kendala dalam pemasaran komoditi ini yang menyangkut mutu olahan yang tidak jarang mendapat penolakan (Claim) dari negara pengimpor.
Sebagaimana hasil perikanan umumnya, udang adalah komoditi yang cepat menurut mutunya. Bahkan dibandingkan komodiyas perikanan liannya. Udang lebih cepat membusuk. Citarasa yang enak menyebabkan udang dihargai tinggi dipasar. Tetapi komponen yang diberikan citarasa itu (seperti asam amino bebas yang tertarif tinggi), juga merupakan substart untuk memacu pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu untuk mendapatkan mutu produk akhir yang baik,perhatian untuk menjaga mutu harus dimulai sejak penangkapan, penanganan (di atas kapal atau di darat), pengolahan hingga distribusinya. Demikian pula aspek higiene dalam produksi harus diterapakan sejak tahap awal.

3.2 PENANGKAPAN ATAU PEMANENAN
- penangkapan udang di laut harus memperhitungkan lamanya trip (dalam hal ini jarak fishing ground yang dicapai dan lama operasi penangkapan ) dihubungkan dengan daya awet udang selama penanganan dengan pendinginan.

- Cara penangkapan udang di laut dengan menggunakan trawi harus mempertimbangkan jumlah tangkapan agar mengurangi kerusakan fisik pada waktu penarikan dan pengangkatan jaring.
- Pemanenan udang dari tambak atau kolam dilakukan dengan calat dan cara yang tidak menyebabkan kerusakan fisik atau kontaminasi pada udang.
- Waktu pemenenan agar diatur pada waktu pagi atau sore hari untuk menghindari panas terik matahari dan menghindari cuaca buruk (seperti badai/angin kencang dan hujan lebat).

3.3 PENANGANAN HASIL TANGKAPAN / PANEN
- Udang yang telah diangkat keatas dek kapal harus segera disemprot denga air bersih untuk menghilangkan lumpur dan kotoran.
- Pisahkan segera hail tangkapan antara udang dan limbah tangkapan dan disimpan udang kedalam wadah peti atau keranjang bersih. Jangan biarkan udang berserakan diatas dek yang mudah terinjak.
- Lindungi tempat penanganan dari terik sinar matahari atau angin dengan menggunakan tenda atau peneduh.
- Cuci kembali udang yang telah disortir (termasuk penyortiran dari udang yang cacat) dengan menggunakan air laut bersih dan telah didinginkan.
- Pisahkan hasil tangkapan dan beri tanda menurut waktu/ hari penagkapan sehingga tidak tercampur udang yang segar dan udang yang menurun mutunya.
- Segera dinginkan dengan menyimpan dalam peti atau palka berinsulasi denag menggunakan es yang halus dan jumlahnya mencukupi agar setiap ekor udang terselimuti es.
- Pembongkaran harus dilakukan denga hati – hati untuk mencegah kerusakan fisik atau terjadi kontaminasi, tetapi tidak boleh terlalu lama berhubungan denga udara laut.
- Pertahankan suhu dingin selama pemindahan dari tempat/lokasi satu ke tempat/lokasi lain.
- Udang yang baru dipanen dari budidaya kesegarannya sangat tinggi karena diambil dari air dalam keadaan masih hidup samapi beberapa waktu lamanya. Pertahankan kesegaran udang dengan menggunakan pendingin segear setelah udang di panen dan menjag akebersihannya.
- Udang yang telah dipanen tidak boleh disimpan atau digelar diatas tanah. Gunakan alas dari papapn atua plastik yang mudah dibersihkan dan lindungi dari sinar matahari

- Cuci atau semprot dengan air bersih setelah udang dipanaen untuk membuang kotoran atau lumpur yang terbawa dan segera dipak dengan es. Secepatnya udang dibawa ke penyuluhan atau ke pengobatan.
- Bila terpaksa harus menunggu udang yang telah di dinginkan harus disimpan ditempat yang terlindungi dari sinar matahari.
3.4 PENANGANAN DARAT.
- Pengangkutan dari pelabuhan/pendaratan atau dari tambak ke unit pengolahan harus dapt mempertahankan udang tetap dalam keadaan dingin.
- Tempat penerimaan bahan baku harus terpisah dari ruangan lain karena bahan baku diperkirakan masih mengandung kotoran atau bahan pencemar lain yang dapt mempengaruhi kebersihan pabrik.
- Setiba dipabrik pengolahan udang dipisahkan dari es, dicuci bersih dengan air dingin dan disortir menurut jenis, ukran dan kesegarannya.
- Bila produk di pasarkan mensyaratkan penyiangan seperti pemotongan kepala, pengulitan atau pembuangan usus,pekerjaan ini harus dilakukan dengan cepatdan selalu pada suasana suhu rendah serta menjaga kebersihan.
- Lakukan kembaki sortasi terhadap mutukesegaran, setelah itu udangdicuci kembali dengan air bersih dingin dan dipersiapkan untuk pembekuan.
3.5 PEMBEKUAN.
- Udang dapat dibekukan dalam bentuk IQF (individu quick frozen) biasanya untuk ukuran besar atau dalam bentuk blok seberat 5 lbs.
- Udang yang dibekukan dalam bentuk blok harus disusun dalam pan-pan pembekuan secara teratur dan dari satu jenis ukuran tertentu lalu ditambahkan air bersih dan dingin.
- Bekukan segera pada alat pembeku (contct plate freezer atau air blast freezer) dalam proses pembekuan cepat sehingga suhu pusat blok yang tebalnya sekitar 5 cm mencapai -20ºc dalam waktu kurang dari 2 jam.
- Setelah sesuai pembekuan, blok udang dilepas dari pan denga cara menyiram pan dengan air pada suhu ruang lalu digelas (glazing). Denga mencelupkan blok kedalam air dengan suhu tidak lebih dari 5ºC.
- Kemas udang yang telah digelas dalam kantung plastik lalu dimasukkan lagi dalam inner carton dan terakhir dalam master carton.
- Penyimpanan produk beku harus dilakukan dalam gudang beku denga suhu serendah mungkin(misalnya -30ºc) dan kelembabab tinggi.

- Cara penyimpanan produk dalam gudang beku harus sedemikian rupa agar semua produk mendapatkan suhu rendah yang merata dan memudahkan dalam rotasi penyimpanan.

3.6 BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
- Noda hitam (black spot) sering timbul pada waktu penanganan udang adalah aktifitas enzim yang bersifat aksodatif. Pencegahan dapat dilakukan dengan (a) penambahan senyawa antioksidan seperti asam askrobat dan isomernya serta penambahan senyawa antioksidan seperti asam askorbat dan isomernya serta natrium bisulfit untuk meredam udang sebelum dibekukan atau sebagai medium pembekuan cara blok atau sebagai larutan untuk glazing. (b) pengemasan dan penggelasan yang sempurna, dan (c) pendinginana yang baik dan menghindari dari kontak adegan udara pada waktu penanganan.
- Udang hasil budidaya (terutama udang galah) yang dalam keadaan berganti kulit (molting) mudah mengalami kerusakan fisik, maka sebaiknya panen dilakukan pada saat udang dalam keadaan normal.
- Gunakan bahan baku yang sebaik mungkin sehinggamutu produk akhir dan daya awet yang diharapkan dapat tercapai karena pembekuan tidak akan meningkatkan mutu.
- Bila karena sesuatu hal udang mengandung bakteri tinggi, lakukan disinfeksi dengan menggunakan larutan khlor aktif 100 ppm pada suhu renda selama 5 – 10 menit untuk mengurangi bakteri.
- Lakukan penggelasan berulang bila lapisan gelas tidak sempurna lagi setelah peyimpanan beberapa lama.tranportasi produk beku harus menggunakan peralatan yang lengkap unit refrigeraasi dan tidak boleh terlalu lama berhubungan denga udara luar.
- Semua sarana /fasilitas operasi dalam penanganan, pengolahan dan penyimpanan produk harus memeenuhi persyaratan teknis dan higienis yang telah ditentukan.

7.1 SPESIFIKASI BAHAN MENTAH.
Umumnya sebagai bahan mentah dapat digunakan udang ukuran kecil yang kadang nilai ekonomisnya rendah, seperti jenis udang kerososk, udang api – api , udang putih, dan lain lain. Mutu bahan menhtah udang yang digunakann harus segar sekali, tidak rusak fisik, tidak tercemar oleh kotoran dan bebaas dari bau busuk.
7.2 PRODUSEN PENGOLAHAN.
Mula – mula udang dipotong kepalanya dengan sempurna tanpa ada bagian – bagian kotoran yang tertinggal. Setelah itu dicuci dengan air bersih. Udang yang telah dicuci ini kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan keranjang ini selanjutnya dimasukkan kedalam larutan garam 6º- 930ºº Be dalam keadaan mendidih selama 2 – 3 menit.
Setelah itu udang diangkat dari bak perebusan kemudian didinginkan dan selanjutnya di kupas kulitnya. Selanjutnya usus/kotoran yang ada sepanjang bagian punggungnya di buang dengan cara sayatan. Daging udang yang diperoleh kemudian direndam dalam larutan asam.(1 lb. Asam + 10 galon air) selama 15 menit.
Setelah perendaman dalam asam ini, udang udang kemudian dicuci, ditiriskan , dimasukkan lagi dalm keranjang dan kemudian dikukus selama 15 – 30 menit. Karena pengaruh pengukusan iniwarna daging udang akan menjadi merah dan bentuknya menjadi membengkok seperti koma.
Setelah pengukusan, kemudian udang didinginkan dan dikeringkan di tempat yang teduh. Bila pengukusan langsung dikeringkan dengan panas matahari , maka akan timbul bau yang kurang enak atau bau sengit terbakar.tingkat kekeringan ini adalah penting dalam kaitannya untuk mempertahankan bentuk udang. Apabila kandungan air dalam daging cukup tinggi, maka individu udang akan saling melekat.
Daging udang yang telah dikeringkan ini kemudian dipisah – pisahkan menurut ukurannya dan selanjutnya dimasukkan kedalam kaleng C-enamel yang dilapisi dengan kertas perkamen.
Untuk pengepakan tanpa medium (dry pack) berat bersih udang yang dimasukkan kedalam kaleng flat ukuran 1 lb. Adalah sebanyak 245 gr. Dan untuk kaleng ½ lb. Adalah sebanyak 118 gr. Setelah kaleng ditutup secara vacum dan kemudian dilakukan sterilisasi. Untuk kaleng flat ukuran 1 lb. Sterilisasi dilakukan pada suhu 227ºF selama 90 menit (108, 4º C, tekanan 5 pound). Sedangkan untuk kaleng flat ukuran ½ lb. Sterilisasi dilakukan selama 80 menit pada suhu 227ºF.
Untuk mengepakan dengan medium (wet pack). Maka kedalam setiap kaleng yang terisi udang dimasukkan sejumlah larutan garam bersih yang konsentrasinya 6º Be (24º salinometer) dan kemudian dilakukan sterilisasi dilakukan selama 20 menit pada suhu 227ºC. Sedangkan untuk kaleng kaleng flat ukuran ½ lb. Sterilisasi dilakukan selama 18 menit pada suhu 227ºC. Setelah sterilisasi ini, kemudian semua kaleng harus cepat didinginkan dalam tangki air pendingin.



BAB IV
TINJAUAN BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO

4.1 KEADAAN UMUM BBAP SITUBONDO

BBAP Situbondo terdiri dari tiga divisi, yaitu divisi udang, divisi ikan, dan divisi budidaya. Divisi ikan terletak di dusun pecaro, desa Klatakan, kecamatan kendit, kabupaten situbondo yang merupakan kantor utama dengan luas areal 4,39 ha. Selain gedung dan lingkungan perkantoran, dilengkapi juga dengan sarana labolatoriumdan sarana produksi benih dan calon iduk ikan dan udang. Serta sarana penunjang lainnya. Divisi ikan juga memiliki sarana budidaya berupa karamba jarring apung dan area budidaya rumput laut cottoni.
Divisa udang terletak di 3 lokasi yang berbeda yaitu :
1. Unit Blitok yang terletak di desa Blitok, Kecamatan Mlandingan atau 10 km kea rah barat dari kantor utama dengan luas areal 1.45 ha.
2. Unit Gelung yang terletak di desa Gelung. Kecamatan Panarukan – Situbondo atau 25km kea rah timur dari kantor utama dengan luas areal 8 ha.
3. Unit Tuban terletak di Kabupaten Tuban dengan luas 7 ha.
Divisi udang merupakan unit untuk memproduksi benih dan pembesaran (budidaya) udang.divisi budidaya terletak di desa pulekerto, kecamtan Kraton Kabupaten Pasuruan dengan luas areal 30 ha yang merupakan area untuk produksi rumput laut gracilaria dan udang.
Beberapa spesies yang telah dikembangkan antara lain ikan kerapu (kerapu macan, kerapu tikus dan kerapu kertang), ikan napoleon, ikan banding dan udang vaname. Selain itu BBAP Situbondo mengembangkan budidaya rumput laut dan abalone.

4.2 TUGAS DAN FUNGSI BBAP SITUBONDO.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.26D/MEN/2001, Balai Budidaya Air payau Situbondo mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknik pembenihan pembudidayaan ikan air payau serta pelestarian sumberdaya induk /benih ikan dan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas, BBAP Situbondo menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian, pengujian, dan bimbingan penerapan standar pembenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
b. Pengkajian standard dan pelaksanaan sertifikasi sistim mutu dan sertifikasi personil pembenihan serta pembudidayaan ikan air payau;
c. Pengkajian system dan tata laksana produksi dan pengelolaan induk penjenis dan induk dasar ikan payau;
d. Pelaksanaan pengujian teknik pembenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
e. Pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan air payau;
f. Pengkajian standar pengendalian lingkungan dan sumber daya induk/benih ikan air payau;
g. Pelaksanaan sistim jaringan labolatorium pengujian,pengawasan benih,dan pembudidayaan ikan air payau;
h. Pengelolaon dan pelayanan informasi dan publikasi pembenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

4.3 VISI DAN MISI BBAP SITUBONDO

Visi BBAP Situbondo yaitu mewujudkan Balai Sebagai Institusi Pelayanan Prima Dalam Pengembangan Akuakultur Yang Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Andalan.
Serta Misi BBAP Situbondo yaitu:
1. Meningkatkankualitas sumberdaya menusia.
2. menghasilkan menerapkan dan mensosialisasikan paket – paket teknologi akuakultur yang standard an efisien.
3. menghasilkan benih dan induk unggul.
4. menerapkan system sertifikasi perikanan dan pelayanan labolatorium.
5. melaksanakan system perikanan budidaya bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

4.4 FASILITAS DIVISI IKAN

1. Kantor utama (administrasi)
2. Bak induk kerapu dan banding (7 buah, volume 350 500 m3)
3. unit pembenihan ikan (3 unit : 24 bak larva @ 10 m3)
4. unit broodstock center udang vaname (hatchery dan pembesaran)
5. Unit pakan alami (3 unit)
6. Unit kermaba jarring apung (2 unit)
7. unit Budidaya Rumput laut Cottoni
8. laboratorium : lab. Kesehatan ikan dan lingkungan, lab. Nutrisi ikan dan lab. Pakan alami.
9. lembaga sertifikasi system mutu
10. auditorium
11. Ruang Kuliah/Ruang rapat
12. Perpustakaan
13. Asrama (15 kamar)
14. 24 – jam akses internet
15. Fasilitas olahraga
16. musholla

4.5 FASILITAS DIVISI UDANG

A. Unit Blitok (1,45 ha)
- lokasi : Desa Blitok, kecamatan Mlandingan, Situbondo
- fasilitas : Unit pembenihan ikan dan udang, guest house (kapasitas 8 orang)
B. Unit Gelung (8 ha)
- Lokasi : Desa Gelung, Kecamatan Panarukan – Situbondo
- Fasilitas : Bak induk udang, unit pembenihan udang, dan tambak udang.
- Sebagai pusat produksi calon induk, post larva dan naupli udang vaname
C. Unit Tuban (7 ha)
- Lokasi : Kabupaten Tuban
- Fasilitas : Unit pembenihan udang dan tambak udang.

4.6 FASILITAS DIVISI BUDIDAYA

- Lokasi : Desa Pulekerto, kraton pasuruan, jawa timur (30 ha)
- Fasilitas : kantor, tambak udang dan rumput laut graciliria , tempat penjemuran rumput laut.

4.7 KEGIATAN BBAP SITUBONDO

- Produksi
- Perekayasaan
- Desiminasi teknologi budidaya perikanan
- Pelayanan labolatorium
- Pendidikan dan pelatihan
- Pemantauan dan evaluasi
- Pelayanan teknis
- Administrasi,standardisasi dan informasi

4.8 GAMBAR PRODUK UTAMA DAN YANG DI KEMBANGKAN


























PENUTUP
Demikianlah kiranya laporan Kuliah Kenal Lapangan yang dapat kami susun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian kegiatan akademik guna menempuh ujian program lapangan di Balai Karantina Juanda, PT. Japfa Comfeed Sidoarjo Tbk, PT.Royal Fisheries Ind. Pasuruan dan Balai Budidaya Air Payau Situbondo. yang mampu kami susun melalui hasil observasi selama kegiatan pelaksanaan Kuliah Kenal Lapangan.
Kami sadar hasil ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan maupun materi yang berkembang didalamnya, kami selaku penyusun tahu bahwa kami selaku manusia biasa tak lepas dari kekurangan-kekurangan, kami juga berharap laporan ini dapat membangun motivasi kami untuk lebih baik lagi,dan kami tentunya ingin laporan yang kami susun dapat berguna bagi duni perikanan khususnya mahasiswa fakultas Kel;autan dan Perikanan, untuk itu atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.


































DOKUMENTASI



Pemberangkatan Kuliyah Kenal Lapang (KKL) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.












Kunjungan pertama di Balai Karantina Juanda.






























Peralatan yang ada di Balai Karantina Juanda
Kunjungan di PT.Japfa Comfeed Indonesia, Tbk














Pemberian souvenir kepada PT. ROYAL FISHERIES IND. PASURUAN














Kunjungan di BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO























Tempat pengkulturan pakan alami Artemia dan rotifera Tempat pengindukan ikan


Kunjungan ke budidaya Ikan keramba Jaring Apung














Penyiapan ikan rucah untuk pakan ikan yang di budidayakan.












Interaksi mahasiswa dalam kunjungan di budidaya ikan Keramba Jaring Apung Situbondo

1 komentar:

silahkan tinggalkan komentar anda sebelum anda meninggalkan blog ini. ^_^